بسم الله الرحمن الرحي
Sebenarnya kesedihan hanyalah derita jiwa yang timbul akibat hilangnya sesuatu yg kita cintai, atau karena kita gagal mendapatkan apa yg kita cari. Biang keladinya adalah karena kita serakah pada harta benda, haus pada nafsu-nafsu badani, lalu merasa rugi kalau salah satu dari itu semua hilang atau gagal kita peroleh.
Hanya orang yang menduga bahwa segala kesenangan duniawi yang telah diperolehnya bisa kekal dan senantiasa menjadi miliknya, atau yg menduga bahwa apa saja yg telah hilang darinya pasti bisa diperoleh
dan menjadi miliknya kembali, yang akan sedih dan gundah gulana karena hilangnya sesuatu yg dia cintai, atau karena gagalnya ia mendapatkan apa yg dia cari.
Kalau saja Anda tahu siapa diri Anda, dan tahu bahwa apa saja yg ada di alam (menjadi dan hancur) ini tidak kekal, dan yg kekal hanyalah alam pikiran, niscaya Anda tidak akan lagi mendambakan hal mustahil itu dan tidak lagi mencari atau mengungkungkan diri di dalamnya. Kalau Anda sudah tdk mendambakannya lagi, maka tak akan ada lagi rasa sakit di hati karena hilangnya apa yg Anda ingini, atau karena merasa gagal memperoleh apa yg Anda angankan di dunia ini.
Jika sudah begitu Anda akan mendapati jiwa Anda : merasa tentram, tdk gundah-gulana, akan gembira, tdk bersedih dan juga tdk akan sesak dada Anda.
Dalam pandangan agama, filsafat dan alam pikiran yg sehat bahwa sedih karena kegagalan dan kehilangan hal2 yg bersifat duniawi merupakan kesedihan yg merusak, buruk, jahat dan melemahkan kebajikan jiwa.
Ada 3 (tiga) macam kesedihan :
* Kesedihan Awam ..
* Kesedihan Alami ..
* Kesedihan Spiritual ...
Apabila Anda kehilangan uang, rumah terkena banjir, terkena PHK, kehilangan mobil atau motor, sedih karena kehilangan atau kegagalan, maka kesedihan Anda termasuk dalam kesedihan awam. Kesedihan seperti ini alih-alih menjadikan jiwa Anda tercerahkan, justru Anda akan terpuruk dalam kemuraman, duka nestapa, kekecewaan dan putus asa, padahal semua hal itu merupakan sifat yg buruk bagi kehidupan Anda sendiri!
Anda kehilangan orang yang Anda cintai dan Anda merasa sedih karenanya, maka kesedihan Anda termasuk kesedihan yg alami.
Sedangkan apabila Anda bersedih karena menyadari dosa-dosa dan kesalahan, kemudian Anda teteskan airmata di hadapan ALLAH dalam munajat-munajat Anda seperti apa yg terjadi pada diri Imam Ali Zaenal Abidin, maka kesedihan Anda adalah kesedihan yang bervisi spiritual. Dan kesedihan seperti inilah yg akan mencerahkan jiwa Anda!
Hubungan Antara Kesedihan dan Wudhu ...
Ajaran Islam yg disebut dengan wudhu ini adalah ajaran suci tentang kebersihan dan kesucian diri di hadapan ALLAH Swt. Wudhu adalah cara, sarana, jalan, alat, media, atau apapun istilahnya yg sesuai dengan ini, untuk mendapatkan pertolongan, petunjuk, ridho, sekaligus kedekatan dengan Ilahi. Dgn kata lain, wudhu merupakan cara kita mengakui keagungan, kemuliaan, ketinggian, kehebatan, kemahaperkasaan, kekayaan, keindahan dan kekuatan Ilahi.
Wudhu yg demikian ini menjadi bukti bahwa orang yg melaksanakan wudhu adalah orang yg sadar dan tercerahkan bahwa ridho dan kedekatan dengan ALLAH itu di atas segalanya. Karena itu, hatinya akan terarahkan pada kehendak ALLAH. Hati akan menerima takdir ALLAH.
Wudhu adalah cara memasrahkan diri pada kuasa ALLAH. Yang membuat hati akan gembira adalah keridhoan dan kedekatan dengan ALLAH, dan yg membuat hati bersedih adalah kemurkaan dan azab ALLAH. Wudhu akan memberikan pencerahan seperti ini.
Dengan demikian, sudah seharusnya wudhu selalu menjadi bagian dari kebiasaan kita. Wudhu akan menjadi pencegah, pengontrol, sekaligus pengarah kita, sehingga hal-hal yg bersifat duniawi yg hanya menjadi-hilang-dan musnah ini tdk akan menggerakkan hati untuk bersedih. Wudhu adalah obat kesedihan orang-orang awam, kebiasaan orang-orang alim dan senjata kaum beriman!!
No comments:
Post a Comment