Sungguh.. Allah
Maha Bijaksana, semua sudah terukur sempurna tanpa cacat. Allah SWT
menciptakan Jantung sebagai motor penyuplai kebutuhan tubuh. Bagi hamba
yang berkecimpung di dunia kesehatan tentu tidak asing lagi
mendengarnya.
Jantung ini
merupakan refleksi kehidupan seorang hamba(baca:da'i). Jantung mengisi
dirinya dahulu melalui arteri koronaria, baru nanti dia dapat
mengalirkan darah, untuk memberikan kontribusi penting bagi tubuh.
Begitu pula kita, hendaknya mengisi dan diisi... contohlah seorang
dosen/guru, dia hendaknya mengisi pemahamannya terkait materi yang akan
dia berikan. kalo menasehati sih.. semua orang juga bisa. Yang menjadi
perhatian adalah apakah setiap orang yang menasehati itu juga menasehati
dirinya sendiri? apakah orang yang menasehati itu sudah melakukan apa
yang dia katakan? (paling tidak ada niatan dan usaha untuk itu)
Begitu pula kita, sebagai Agen of Change,
haruslah selalu memperkaya ilmu syar'i, menenggelamkan diri dalam
majelis, guna mengisi diri dengan bekal untuk hidup yang sementara ini.
Apa jadinya jika seseorang yang mengarungi hidup, dia kurang mumpuni
dalam hal ilmu syar'i dan hal-hal terkait itu. bisa jadi dia melakukan
kesalahan yang dia sendiri tidak tahu bahwa sikap atau perilakunya
kurang sesuai dengan yang seharusnya. Efeknya bisa dirasakan pula oleh
setiap insan yang melihat kita. mereka mungkin berfikir, "Oohh.. yang
kek gitu boleh ya dalam islam?", padahal yang dimaksut bertentangan
dengan syariat. Hingga akhirya kita ikut menanggung dosa akhibat
perilaku kita yang kurang islami dicontoh oleh teman seitar kita. Na'udzubilah. Sahabat, janganlah sia-siakan hidup sebenarnya, dinegeri akhirat nan abadi dengan kehidupan yang melenakan ini.
maka kemampuan
diri untuk meluhat jauh kedalam diperlukan disini. Apakah masing-masing
kita sudah memiliki cukup ilmu? masihkah ibadah kita hanya sekedar
ikut-ikutan saja? apakah akhlak kita sudah sesuai dengan syariat? masih
adakah cacat niatan hidup dalam diri?
Sahabat, manusia
memang makhluk yang tidak sempurna, akan tetapi manusia yang mendekati
sempurna adalah ketika dia sadar akan ketidak sempurnaan itu, untuk
kemudian selalu belajar menjadi yang lebih baik lagi, yang lebiiih baik
lagi dan lebiiii....hh baik lagi.
Anggaplah sekarang kita sudah diISI, maka saatnya kita mengISI......
Sahabat dapat
memulai dari keluarga sendiri, hidupkan nilai islam didalamnya. Salam
ketika masuk rumah, cium tangan orang tua, memahamkan adik akan
kebenaran islam, dsb. atau dengan teman yang setiap hari kita temui, "watawa saubil haq, watawa saubishshabr" (QS. Al-'Asr[103]:3)
Jadilah jantung bagi dunia,
Beramal atas dasar cinta,
Cinta... karena Allah Ta'ala
No comments:
Post a Comment