Translate

Tuesday, 9 October 2012

Sungguh.. Allah Maha Bijaksana, semua sudah terukur sempurna tanpa cacat. Allah SWT menciptakan Jantung sebagai motor penyuplai kebutuhan tubuh. Bagi hamba yang berkecimpung di dunia kesehatan tentu tidak asing lagi mendengarnya. 
Jantung ini merupakan refleksi kehidupan seorang hamba(baca:da'i). Jantung mengisi dirinya dahulu melalui arteri koronaria, baru nanti dia dapat mengalirkan darah, untuk memberikan kontribusi penting bagi tubuh. Begitu pula kita, hendaknya mengisi dan diisi... contohlah seorang dosen/guru, dia hendaknya mengisi pemahamannya terkait materi yang akan dia berikan. kalo menasehati sih.. semua orang juga bisa. Yang menjadi perhatian adalah apakah setiap orang yang menasehati itu juga menasehati dirinya sendiri? apakah orang yang menasehati itu sudah melakukan apa yang dia katakan? (paling tidak ada niatan dan usaha untuk itu)
Begitu pula kita, sebagai Agen of Change, haruslah selalu memperkaya ilmu syar'i, menenggelamkan diri dalam majelis, guna mengisi diri dengan bekal untuk hidup yang sementara ini. Apa jadinya jika seseorang yang mengarungi hidup, dia kurang mumpuni dalam hal ilmu syar'i dan hal-hal terkait itu. bisa jadi dia melakukan kesalahan yang dia sendiri tidak tahu bahwa sikap atau perilakunya kurang sesuai dengan yang seharusnya.  Efeknya bisa dirasakan pula oleh setiap insan yang melihat kita. mereka mungkin berfikir, "Oohh.. yang kek gitu boleh ya dalam islam?", padahal yang dimaksut bertentangan dengan syariat. Hingga akhirya kita ikut menanggung dosa akhibat perilaku kita yang kurang islami dicontoh oleh teman seitar kita. Na'udzubilah. Sahabat, janganlah sia-siakan hidup sebenarnya, dinegeri akhirat nan abadi dengan kehidupan yang melenakan ini.

maka kemampuan diri untuk meluhat jauh kedalam diperlukan disini. Apakah masing-masing kita sudah memiliki cukup ilmu? masihkah ibadah kita hanya sekedar ikut-ikutan saja? apakah akhlak kita sudah sesuai dengan syariat? masih adakah cacat niatan hidup dalam diri? 
Sahabat, manusia memang makhluk yang tidak sempurna, akan tetapi manusia yang mendekati sempurna adalah ketika dia sadar akan ketidak sempurnaan itu, untuk kemudian selalu belajar menjadi yang lebih baik lagi, yang lebiiih baik lagi dan lebiiii....hh baik lagi.

Anggaplah sekarang kita sudah diISI, maka saatnya kita mengISI......

Sahabat dapat memulai dari keluarga sendiri, hidupkan nilai islam didalamnya. Salam ketika masuk rumah, cium tangan orang tua, memahamkan adik akan kebenaran islam, dsb. atau dengan teman yang setiap hari kita temui, "watawa saubil haq, watawa saubishshabr" (QS. Al-'Asr[103]:3)

Jadilah jantung bagi dunia, 
Beramal atas dasar cinta,

Cinta... karena Allah Ta'ala

No comments:

Post a Comment